Saya sejak kecil sudah diberi
ilmu agama islam dengan sangat baik, saya mengaji di sebuah Masjid Raya di kota
Lhokseumawe (Masjid Raya Baiturrahman), dirumah selepas shalat maghrib saya
juga diajarkan mengaji yang baik dan benar oleh papa. Selanjutnya saya sekolah
di SMP Swasta Ikal Medan, disana saya juga mengikuti kelas tambahan fiqih dan
tajwid. Dari semua yang saya jalani semasa saya memperkaya pengetahuan saya
sebagai seorang muslim, yang saya dapat bahwa sebagai seorang anak kita juga
punya kewajiban, bukan hanya menuntut hak sebagai seorang anak.
Ibu ini dunia ku, dunia yang tuhan cipta melalui rahimmu
Ibu aku disini untuk mengabdi, merebut pintu suci yang tuhan janjikan di telapak kakimu
Ibu aku hina ketika air mata kau jatuhkan diantara kenakalanku
Ibu mengapa tak ada sumpah serapah diantara ketidakpatuhanku
Ibu pernahkah kau menyesal memiliku?
Ibu dimanakah syurgamu, jika kau adalah syurgaku?
Saya di lahirkan dalam iman
islam, sejauh yang saya ketahui latar belakang keluarga saya tidak ada riwayat
non muslim. Nah, disini sebenarnya yang saya ingin kaji bukan masalah iman dan keyakinan
tentang muslim ataupun non muslim. Tapi, saya pertanyakan dimanakah sebenarnya syurga
berada. Atau mungkin lebih tepatnya dimana harusnya syurga itu berada.
Kewajiban seorang anak adalah
berbakti kepada orang tua yang telah berjuang dan meregang nyawa ketika
melahirkan kita. Bukan sampai disitu tapi juga hingga dewasa kita dicurahkan
segala cinta, tenaga, serta materi yang kita butuhkan. Disini point pentingnya,
sering sekali bahkan selalu kita diingatkan akan letak syurga yang tuhan
janjikan ditelapak kaki seorang ibu. Ini merupakan alasan terbesar mengapa seorang
ibu adalah wanita paling dan harus dimuliakan di dunia ini. Apakah semua ibu
memiliki syurga untuk anak-anaknya, bahkan mereka yang dengan hinanya menjual
bahkan membuang anak yang 9 bulan dikandungannya? Apakah hanya ibu kandung yang
punya syurga untuk anak nya? Bagaimana dengan ibu angkat yang punya kasih sayang melebihi ibu kandung?
Ibu ini dunia ku, dunia yang tuhan cipta melalui rahimmu
Ibu aku disini untuk mengabdi, merebut pintu suci yang tuhan janjikan di telapak kakimu
Ibu aku hina ketika air mata kau jatuhkan diantara kenakalanku
Ibu mengapa tak ada sumpah serapah diantara ketidakpatuhanku
Ibu pernahkah kau menyesal memiliku?
Ibu dimanakah syurgamu, jika kau adalah syurgaku?
Pertanyaan yang saya masih cari jawabannya.
Selanjutnya, diusia saya yang hampir 22 tahun ini saya punya
pertanyaan diatas pertanyaan. Lalu jika syurga terletak di telapak kaki ibu,
kenapa setelah seorang wanita menikah syurganya berpindah di tangan suami? Apakah
syuga perempuan ada dua jalan? Dimana syurga ibuku, di kaki nenekku, ataukah di
tangan ayahku? Dan ketika seorang wanita berpisah dari suaminya (bercerai
ataupun meninggal dunia) dimana dia harus temukan jalan syurganya?
Saya akhirnya punya kesimpulan untuk diri saya sendiri. Bahwa
dia (manusia) seorang anakk maupun istri tetaplah berjalan sesuai yang dikodratNya. Dimana
seorang anak sudah berkewajiban berbakti kepada orangtuanya bahkan jika mereka
bukan orang tua kandung. Selanjutnya dimana sebagai seorang istri bersikap dan
menempatkan dirinya sesuai perintah tuhannya sebagai seorang istri yang
seharusnya. Bagaimanapun ketika seorang wanita telah menikah, maka derajat
suami sudah diatas ibunya. Syurga ada pada tempat yang sebaik-baiknya manusia
dimata Tuhan.
Selingan: Tulisan ini
hanya sebuah kajian bagi saya sendiri, yang saya harap dapat memperbaiki diri
hari ini maupun kedepannya. Saya sangat berharap masukan serta kritikannya
untuk lebih memperbaiki diri (^_^)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar